Strategi diplomasi negara Asia Tenggara tanpa akses laut menjadi topik yang semakin relevan dalam era globalisasi saat ini. Bagaimana negara-negara seperti Laos, Kamboja, dan Brunei dapat berperan aktif di kancah internasional tanpa memiliki akses langsung ke laut?
Menurut Dr. Evan Laksmana, peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), strategi diplomasi negara Asia Tenggara tanpa akses laut harus didasarkan pada kerja sama regional dan hubungan bilateral yang kuat. “Negara-negara seperti Laos dan Kamboja dapat memanfaatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga yang memiliki akses laut, seperti Vietnam dan Thailand, untuk memperluas jangkauan diplomasi mereka,” ujar Dr. Evan.
Selain itu, Brunei juga dapat memanfaatkan keanggotaannya dalam organisasi regional seperti ASEAN untuk memperkuat posisinya di kancah internasional. Menurut laman resmi Kementerian Luar Negeri Brunei Darussalam, negara tersebut telah aktif berpartisipasi dalam berbagai forum regional dan internasional untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
Dalam konteks ini, strategi diplomasi negara Asia Tenggara tanpa akses laut juga dapat melibatkan pengembangan infrastruktur dan konektivitas regional. Menurut Dr. Yohanes Sulaiman, pakar hubungan internasional dari Universitas Jenderal Achmad Yani, investasi dalam proyek-proyek infrastruktur seperti jalan raya dan rel kereta api dapat meningkatkan konektivitas regional dan memperkuat hubungan antarnegara di Asia Tenggara.
Dengan demikian, meskipun tidak memiliki akses langsung ke laut, negara-negara Asia Tenggara tetap memiliki berbagai strategi diplomasi yang dapat mereka manfaatkan untuk berperan aktif di kancah internasional. Dengan kerja sama regional, keikutsertaan dalam organisasi internasional, dan pengembangan infrastruktur, negara-negara tersebut dapat terus memperjuangkan kepentingan nasional mereka di tingkat global.