Potensi Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan luas wilayah yang mencapai 1,9 juta km2, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar di kawasan ASEAN. Namun, dengan potensi besar tersebut, tentu ada peluang dan tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara terbesar di ASEAN dalam hal ekonomi. “Dengan populasi yang besar dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi negara terbesar di ASEAN,” ujar Airlangga.
Namun, untuk mencapai potensi tersebut, Indonesia juga harus menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah dalam hal infrastruktur. Menurut CEO PT Kereta Api Indonesia, Didiek Hartantyo, infrastruktur yang masih kurang baik menjadi salah satu tantangan utama bagi Indonesia untuk menjadi negara terbesar di ASEAN. “Kita masih harus terus memperbaiki infrastruktur kita agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ujar Didiek.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah dalam hal regulasi dan birokrasi. Menurut Direktur Eksekutif Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Rainer Heufers, regulasi yang kompleks dan birokrasi yang rumit seringkali menjadi hambatan bagi investasi di Indonesia. “Indonesia perlu melakukan reformasi regulasi dan birokrasi agar dapat meningkatkan daya saingnya di tingkat regional maupun global,” ujar Heufers.
Meskipun demikian, potensi Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN tetap besar. Dengan melakukan reformasi yang tepat, meningkatkan infrastruktur, serta memperbaiki regulasi dan birokrasi, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi pemimpin ekonomi di kawasan ASEAN. Dengan kerja keras dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat meraih posisi yang sesuai dengan potensinya.