Hubungan diplomatik antara negara-negara Asia Tenggara telah menjadi sorotan utama dalam dunia politik internasional. Kerjasama dan konflik menjadi dua hal yang selalu menjadi pusat perhatian dalam hubungan antar negara di kawasan ini.
Menurut Prof. Dr. Rizal Sukma, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara sangat penting untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan ini. “Kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara harus terus ditingkatkan untuk mengatasi tantangan bersama, seperti isu perdagangan, keamanan, dan pembangunan ekonomi,” ujar Prof. Rizal.
Namun, konflik juga seringkali muncul dalam hubungan diplomatik antara negara-negara Asia Tenggara. Misalnya, konflik Laut China Selatan antara China, Filipina, Vietnam, dan Malaysia yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Konflik ini menjadi perhatian utama dalam forum-forum regional di Asia Tenggara.
Menurut Dr. Dewi Fortuna Anwar, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, negara-negara Asia Tenggara harus mampu mengelola konflik dengan bijaksana. “Kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara tidak boleh terganggu oleh konflik-konflik yang ada. Kita harus mampu menyelesaikan konflik dengan cara damai dan diplomatis,” ujar Dr. Dewi.
Meskipun terdapat konflik-konflik dalam hubungan diplomatik negara-negara Asia Tenggara, namun kerjasama juga tetap menjadi fokus utama dalam upaya menciptakan kedamaian dan stabilitas di kawasan ini. Dengan kerjasama yang baik, negara-negara Asia Tenggara diharapkan dapat menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya.